Tugas Kelompok KDK Biografi dan Teori Martha E.Rogers
Martha E.Rogers
DI SUSUN OLEH :
GITA APRIATI
NURHASANAH
RINI INDRIANI
MULIANA
NURUL WATANIAH
SRI AGUSTININGSIH
PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Martha E.Rogers (Salah satu tokoh
keperawatan)
Profil Martha
E.Rogers
Martha
Elizabeth Roger lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas. Beliau
memulai karir sarjananya ketika beliau masuk di Universitas Tennessee di
Knoxville pada tahun 1931. Beliau masuk sekolah keperawatan di RSU Knoxville
pada September 1933. Beliau menerima gelar Diploma Keperawatan pada tahun 1936
dan menerima gelar B.S dari George Peabody College di Masville pada tahun 1937.
Pada tahun 1945 beliau mandapat gelar MA dalam bidang pengawasan kesehatan
masyarakat dari Fakultas Keguruan Universitas Columbia, New York. Beliau
menjadi Eksekutif Direktur dari pelayanan keperawatan di Phoenix, AZ. Beliau
meninggalkan Arizona pada tahun 1951 dan kembali melanjutkan sekolah di Universitas
Johns Hopkins, Baltimre MD dg memperoleh gelar M.P.H tahun 1952 dan Sc.D tahun
1954. Beliau di tetapkan menjadi Kepala Bagian Keperawatan di New York
University pada tahun 1954.
Secara
resmi beliau mengundurkan diri sebagai Professor dan Kepala Bagian Keperawatan
pada tahun 1975 setelah 21 tahun dalam pelayanan. Pada tahun 1979 beliau
pensiun dengan hormat dengan memakai gelar Professornya dan terus aktif
mengembangkan dunia keperawatan sampai beliau meninggal pada 13 maret 1994.
Definisi
keperawatan Menurut Martha E.Rogers
Keperawatan
adalah ilmu humanistik/humanitarian yang didedikasi untuk menghibur agar dapat
mempertahankan dan memulihkan kesehatan,mencegah penyakit,merawat,serta
merehabilitasi individu yang sakit dan cacat.pada dasarnya,ilmu keperawatan
mempelajari sifat dan arah pengembangan manusia sebagai satu kesatuan yang utuh
dengan lingkungannya.
Roger menjelaskan bahwa keperawatan merupakan profesi yang menggabungkan
unsur ilmu pengetahuan dan seni.Kaitannya dengan proses kehidupan manusia
bahwa,ilmu keperawatan merupakan ilmu pengetahuan empiris yang menggambarkan,
menerangkan, dan memprediksi proses kehidupan manusia.oleh sebab
itu,keperawatan bersifat unik karena merupakan satu-satunya ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia.Disebutkan juga bahwa
praktik keperawatan profesional merupakan praktik yang bersifat
kreatif,imajinatif,dan eksis untuk melayani individu.praktik keperawatan
profesional tidak memiliki fungsi dependen,melainkan bersifat kolaboratif.
Asumsi
Dasar
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang
asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi, sosiologi, agama,
filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses
kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari
manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung. Menurut
Rogers ( 1970) ada lima dasar asumsi tentang manusia, yaitu:
1. Manusia merupakan
makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan
mempunyai sifat-sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian
perbagian ilmu pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang memperhatikan
sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya
tidak dijumpai.
2. Berasumsi
bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu
sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal
pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
3. Bahwa proses kehidupan
manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu kesatuan
ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah
kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
4. Perilaku pada individu
merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.
5. Manusia bercirikan
mempunyai kemampuan untuk abstrak, membayangkan, bertutur bahasa dan berfikir,
sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang
mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.
Berdasar
pada asumsi-asumsi terdapat 4 batasan utama yang ditunjukkan oleh Martha E
Roger :
1. Sumber energi.
2. Keterbukaan.
3. Pola-pola perilaku.
4. sifat pandimensional.
Disini
terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan yaitu manusia dan lingkungannya.
Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu mampu mengambil energi dan
informasi dari lingkungan dan menggunakan energi dan informasi untuk lingkungan.
Karena pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan
membatasi asumsi-asumsi utama Martha E Roger.
selama energi dasar memiliki pola
yaitu merasa seperti gelombang tunggal; pola ini tidak sulit tetapi berubah
sesuai kondisi. Pertukaran terjadi di dalam pandimensional sebuah bidang tidak
segaris yaitu tidak terbatas oleh tempat dan waktu. Dengan pelindung ini
sebagai dasarnya, kesatuan manusia didefinisikan seperti sesuatu yang tidak
dapat diperkecil lagi, tidak dapat dibagi, pandimensional energi dasar
diidentifikasikan dengan pola dan manifestasi karakterikstik yang berbeda dari
bagian-bagian itu dan tidak bisa diprediksi oleh pengetahuan dari bagian-bagian
tersebut.
Menurut Martha E Roger ilmu tentang
keperawatan berhubungan langsung dengan proses kehidupan manusia dan bertujuan
untuk menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan dan hubungannya dengan
perkembangan. Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers mengkombinasikan
konsep manusia seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang kemudian di
kemukakannya.
Prinsip-prinsip Hemodinamika
Teori
menyatakan bahwa dalam keperawatan dipergunakan prinsip hemodinamika untuk
melayani manusia, yaitu :
- Integral
Prinsip pertama adalah integral.
badan manusia dan lingkungannya tidak dapat dipisahkan, rangkaian pertukaran
proses kehidupan terus terjadi pembaharuan interaksi antara badan manusia dan
lingkungannya. Keduanya saling berinteraksi yang konstan dan saling bertukar
dimana pembentukan keduanya ditempatkan dalam waktu yang sama. Maka, integral
adalah kelanjutan proses interaksi antara manusia dan lingkungan.
- Resonansi
Prinsip selanjutnya, resonansi,
berbicara pada kejadian pertukaran alam antara manusia dan bidang lingkungan.
Pertukaran adalah pola manusia dan bidang lingkungan disebarkan dari gelombang
yang berpindah dari gelombang yang lebih tinggi dari frekuensi rendah ke
gelombang yang lebih pendek dari frekuensi yang lebih tinggi. Proses kehidupan
dalam badan manusia adalah simfoni dari ritme yang bergerak dalam frekuensi
tertentu. Pengalaman manusia di lingkungannya seperti segaris kompleks kesatuan
gelombang resonansi mereka dengan dunia istirahat
- Helicy
Terakhir, prinsip helicy sependapat
dengan alam dan pertukaran langsung pada manusia- lingkungan. Manusia dan
lingkungan adalah dinamis, sistem terbuka dalam pertukaran adalah hak berlanjut
pada pertukaran yang konstan antara manusia dan bidang lingkungan.Pertukaran
ini juga mengalami pembaharuan. Jika, pertukaran tidak dapat diprediksi.
Akhirnya, pertukaran langsung menuju peningkatan perbedaan dan kerumitan.
Proses ini dan polanya tidak dapat di prediksi, dinamis, dan peningkatan
perbedaan.
PERBANDINGAN
DENGAN TEORI LAIN
Prinsip hemodinamika lebih mudah daripada
teori sistem pada umumnya.
Sistem prinsip umum homeodinamik
dari helicy dapat dibedakan menjadi equifinaliti dan negenytropi. Equifinality
berarti bahwa sistem terbuka dapat mencapai keadaan waktu kemandirian kondisi
awal dan ditentukan hanya oleh parameter tujuan sistem itu. Prinsip negentropic
mengatur bahwa sistem terbuka memiliki mekanisme yang dapat memperlambat proses
gerakan menuju kurang efisiensi.
Teori
Rogers dan karakteristik Teori
1. Teori dapat
saling berhubungan menciptakan perbedaan pandangan suatu fenomena tertentu.
Teori keperawatan utamanya digunakan dalam prinsip homeodynamic untuk pelayanan
kemanusiaan memaksa untuk melihat keperawatan dengan cara berbeda.
2. Teori harus
murni logis. Pasti ada perkembangan logis dalam konstruksi utama. Hasil
perkembangan logis ini di proses dari identifikasi anggapan, melalui blok
bangunan, dengan prinsip homeodynamic.
3. Teori harus
relatif sederhana namun umum. Telah dinyatakan bahwa konsepsi Rogers manusia
yang elegan di dalamnya terdapat kesederhanaan (Fawcert, 1989). Namun, teori
jauh lebih sederhana dalam tingkat abstraksi dan berkontribusi pada kesulitan
pemahaman. Serta didasarkan pada penggunaan sistem terbuka yang kompleks.
4. Teori dapat
menjadi dasar untuk hipotesis yang dapat diuji untuk memperluas teori.
5. Teori
berkontribusi dan membantu meningkatkan pengetahuan umum tubuh dalam tanpa
menghilangkan kedisiplinan melalui penelitian yang dilakukan untuk memvalidasi
mereka. Teori ini dirancang untuk meminimalkan masalah penelitian, kurangnya
kesederhanaan, definisi operasional, dan instrumen yang valid untuk mengukur
hasil sehingga keperawatan benar-benar bisa mendapatkan keuntungan dari sistem
abstrak Roger.
6. Teori
digunakan oleh praktisi untuk membimbing dan meningkatkan praktek mereka..
Ketika ide tersebut diaplikasikan untuk praktek keperawatan, pemahaman perilaku
klien mengambil dimensi baru. Selain itu, intervensi keperawatan seperti
sentuhan terapeutik dan penggunaan cahaya, warna, musik, dan gerakan telah
diturunkan dari ajaran Rogers.
7. Teori harus
konsisten dengan validasi teori laim, hukum, dan prinsip-prinsip. Sifat abstrak
dari sistem menyediakan potensi besar untuk menghasilkan pertanyaan untuk studi
lebih lanjut dan yang berasal intervensi untuk praktek keperawatan. Sistem
Rogers juga telah berperan dalam pengembangan teori-teori lainnya. Newman
(1994) Parse dan (1992) karya dua contoh tersebut.
Menggunakan
Prinsip-prinsip Roger dalam Proses Keperawatan
Prinsip
– prinsip hemodinamika memberi petunjuk untuk mengetahui hubungan antara
perkembangan individu dengan alam sebagai respon sehat yang berhubungan dengan
masalah yang terjadi.
Kesuksesan
menggunakan prinsip hemodinamika perlu pertimbangan perawat dan melibatkan baik
perawat maupun klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu di luar individu
adalah bagian dari lingkungan maka perawat menjadi bagian dari lingkungan
klien.
Keperawatan
bekerja dengan klien bukan untuk untuk klien. Ini meliputi proses keperawatan dengan
menunjukkan bahwa perawat memperhatikan manusia secara keseluruhan, tidak cukup
satu aspek, satu masalah, atau terbatas pada pemenuhan kebutuhannya saja.
TEORI
ROGERS DAN METAPARADIGMA LANSIA
Marta Rogers
(1992) mengungkapkan metaparadigma lansia. Dia menyajikan lima asumsi tentang
manusia. Setiap manusia diasumsikan sebagai kesatuan yang dengan
individualitas. Manusia secara kontinyu mengalami pertukaran energi dengan
lingkungan. Manusia mampu abstraksi, citra, bahasa, pikiran, sensasi, dan emosi.
Manusia diidentifikasi dengan pola dan mewujudkan karakteristik dan perilaku
yang berbeda dari bagian dan yang tidak dapat diprediksi dengan pengetahuan
tentang bagian - bagiannya.
Lingkungan terdiri dari semua pola yang ada di
luar individu. Keduanya, individu dan lingkungan dianggap sistem terbuka.
Lingkungan merupakan, tereduksi terpisahkan, energi lapangan pandimensional
diidentifikasi dengan pola dan integral dengan bidang manusia (Rogers, 1992).
Individu
menurut Rogers merupakan suatu
kesatuan yang tidak bisa disederhanakan dan merupakan manifestasi karakteristik
yang melebihi dan bahkan berbeda dari bagian-bagiannya.
Perawatan utamanya adalah seni dan ilmu dan
humanistik kemanusiaan. Ditujukan terhadap semua manusia dan berkaitan dengan
sifat dan arah pembangunan manusia. Tujuannya untuk berpartisipasi dalam proses
perubahan sehingga orang dapat mengambil manfaat (Rogers, 1992).
Kesehatan tidak secara khusus diatur,
Malinski (1986) dikutip dari komunikasi pribadi dengan Rogers di mana di negara
bagian Rogers bahwa ia memandang kesehatan sebagai sebuah nilai. Komunikasi ini
menegaskan kesimpulan sebelumnya bahwa penyakit, patologi dan kesehatan adalah
sebuah nilai.
Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset
Keperawatan
Model konseptual abstrak yang di
kemukakan Martha E Rogers secara langsung memiliki hubungan dengan riset dan
pengembangan ilmu keperawatan. Model konseptualnya memberikan arah dan stimulus
untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model keperawatan Rogers menunjukkan betapa
uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti yang memiliki asumsi dan
pemahaman seperti konsep Martha E Rogers akan menemukan mendapatkan pandangan
yang jelas tentang seperti apakah sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara
jelas dalam konsepnya Martha E Roger menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam
keperawatan adalah merupakan dasar pengetahuan dalam aktifitas penelitian
keperawatan.
Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan
Praktik Keperawatan
Martha
E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya sangat
mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat
ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar
pada konsep teori yang di kemukakan Martha E Rogers.
1) Pemberian kewenangan penuh dalam
hubungan perawat klien
2) Menerima perbedaan sebagai sesuatu
yang wajar
3) Penyesuaian terhadap pola
4)
Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam proses
penyembuhan.
5) Menunjukkan suatu perubahan yang
positif
6) Memperluas fase pengkajian dalam
proses keperawatan
7) Menerima hubungan yang menyeluruh
dalam hidup.
Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan
Pendidikan Keperawatan
Pada
tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program
undergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di
lakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan.
Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk keperawatan bahwa
keperawatan adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki batang tubuh
pengetahuan, maka ia sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh pendidikan
dalam keperawatan.
KEGUNAAN
PRINSIP ROGERS DALAM PROSES KEPERAWATAN
Jika profesi
keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia,
prinsip-prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan
arah perkembangan individu
sebagai respon terhadap
masalah kesehatan. Diharapkan, praktik
keperawatan profesional kemudian akan meningkatkan dinamika integrasi manusia dan lingkungannya, untuk
memperkuat hubungan dan integritas
bidang manusia, dan untuk mengarahkan pola dari bidang manusia dan lingkungan
untuk realisasi maksimum kesehatan (Rogers, 1992). Tujuan ini akan tercermin
dalam proses keperawatan.
Untuk berhasil menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan pertimbangan perawat dan melibatkan perawat dan klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang di luar individu adalah bagian dari lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian dari lingkungan klien. Maka tersirat bahwa klien berpartisipasi, serta bersedia maju dalam proses keperawatan. Akibatnya, hasil keperawatan mandiri, yang Rogers (1992), mempertahankan diperlukan jika klien berusaha mencapai potensi maksimal dengan cara yang positif. Keperawatan, adalah bekerja dengan klien, bukan kepada atau untuk klien. Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh perawat menunjukkan kepedulian terhadap semua orang bukan dari satu aspek, satu masalah, atau segmen terbatas pemenuhan kebutuhan.
Dalam tahap keperawatan, semua fakta
dan opini tentang klien dan lingkungan dikumpulkan. Karena keterbatasan kita
dalam mengukur dan alat pengumpulan data, informasi yang dikumpulkan sesering
mungkin dari suatu pemisahan diri atau bagian lainnya. Namun, untuk
melaksanakan pedoman, analisis data harus dalam keadaan yang mencerminkan
keutuhan, yang mungkin dicapai dengan menanyakan beberapa pertanyaan dan
mendapat respon dari data yang ada.
Pertanyaan seri pertama mencerminkan
prinsip Integrasi. Seri berikutnya akan mencerminkan prinsip resonancy. Seri
terakhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip helicy.
Untuk mencerminkan pola gagasan,
terkadang akan ditambahkan beberapa pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai
pertimbangan. Harus diingat bahwa tanggapan klien merupakan cerminan suatu
titik tertentu dalam ruang-waktu. Akibatnya, pola yang diidentifikasi ini tidak
statis tetapi terus berubah, mencerminkan perubahan waktu dan menambahkan
pengalaman masa lalu. Bukan berarti pertanyaan-pertanyaan ini memuat semua,
tetapi menggunakan mereka sebagai referensi akan membantu memberikan perawat
dengan melihat klien seutuhnya. Ini akan mengidentifikasi perbedaan individu
dan pola pertukaran bagian-bagian secara berurutan dalam proses kehidupan.
Penilaian keperawatan, adalah penilaian dari seluruh keadaan manusia dan bukan
penilaian yang hanya berdasarkan fisik atau status mental. Ini merupakan
penilaian potensi sehat dan sehat secara mandiri dan bukan penilaian dari suatu
penyakit atau proses penyakit. Hasilnya ialah bahwa kemandirian memiliki
kedudukan lebih tinggi dibandingkan penyakitnya.
Sebagai hasil dari penilaian keperawatan,
ditarik kesimpulan tentang kemandirian. Kesimpulannya adalah diagnosis
keperawatan, langkah kedua dalam proses keperawatan, dan itu mencerminkan
prinsip-prinsip homeodynamik. Irama, pola, keanekaragaman, interaksi, dan
variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan
untuk mengetahui pola pertukaran bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan
yang mencakup hubungan manusia-lingkungan (Roger, 1970). Meskipun tidak
sempurna, diagnosa keperawatan berdasarkan pola kesehatan fungsional Gordon
memiliki potensi yang lebih besar kegunaannya dengan kerangka Roger karena
cenderung mencerminkan pandangan yang lebih tentang keutuhan individu.
Mengingat bersifat statis dan kehilangan tradisi sepanjang diagnosa, sehingga
penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis bahkan mungkin tidak tepat (Smith,1988).
Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat memberikan asuhan keperawatan. Fokus pada perkembanagn yang membutuhkan implementasi dalam lingkungan maupun di dalam individu. Diharapkan bahwa perubahan yang satu ini akan terkait dengan perubahan simultan lainnya. Karena integrasi individu dengan lingkungan, masalah kesehatan tidak dapat dipisahkan dari penyakit sosial di dunia. Oleh karena itu, masalah ini tidak bisa ditangani dengan efektif dengan cara yang umumnya diterima secara umum, transisi, tindakan penyakit berorientasi (Rogers, 1992). Dibutuhkan daya imajinasi dan kreatifitas. Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena proses kehidupan manusia merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa mengembalikan individu ke tingkat mantan keberadaan, melainkan, perawat membantu individu bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi lebih beragameksistensi.
Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan perbedaan individu sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk melakukan ini membutuhkan partisipasi dan aktif dari klien dalam asuhan keperawatannya. Kesehatan tidak hanya tercapai dengan mempromosikan homeostasis dan keseimbangan, melainkan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dinamika dan keragaman dalam individu.
Kelemahan Rogers tentang homeodinamik
Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat memberikan asuhan keperawatan. Fokus pada perkembanagn yang membutuhkan implementasi dalam lingkungan maupun di dalam individu. Diharapkan bahwa perubahan yang satu ini akan terkait dengan perubahan simultan lainnya. Karena integrasi individu dengan lingkungan, masalah kesehatan tidak dapat dipisahkan dari penyakit sosial di dunia. Oleh karena itu, masalah ini tidak bisa ditangani dengan efektif dengan cara yang umumnya diterima secara umum, transisi, tindakan penyakit berorientasi (Rogers, 1992). Dibutuhkan daya imajinasi dan kreatifitas. Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena proses kehidupan manusia merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa mengembalikan individu ke tingkat mantan keberadaan, melainkan, perawat membantu individu bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi lebih beragameksistensi.
Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan perbedaan individu sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk melakukan ini membutuhkan partisipasi dan aktif dari klien dalam asuhan keperawatannya. Kesehatan tidak hanya tercapai dengan mempromosikan homeostasis dan keseimbangan, melainkan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dinamika dan keragaman dalam individu.
Kelemahan Rogers tentang homeodinamik
Walaupun prinsip-prinsip
homeodinamik konsisten dengan tujuan universal, ada keterbatasan utama
pelaksanaan prinsip-prinsip universal. Banyak orang mengalami kesulitan untuk
memahami prinsip-prinsipnya. Meskipun asumsi dasar yang diberikan dan prinsip-prinsip
yang ditetapkan, sistem tetap abstrak. Persyaratan belum cukup untuk
dioperasionalkan untuk menyediakan pemahaman yang jelas. Kesulitan definisi
pengoperasian konsep serta membawa keabstrakan konsep dan hubungan ke tingkat
empiris untuk pengujian yang mengganggu banyak ilmuwan perawat (Kim, 1986).
Definisi operasional diperlukan untuk pengembangan hipotesis bahwa tes konsep
teoritis dan untuk pemilihan instrumen yang memadai akan mengukur konsep-konsep
yang terlibat (Hardy, 1974).
Pada tahap dalam perkembangan ilmu
keperawatan, instrumen yang cukup akan menilai manusia dalam totalitas mereka
tidak ada. Tanpa instrumen tersebut, kemampuan menggunakan atau menguji sistem
abstrak sepenuhnya adalah hampir tidak mungkin. Selanjutnya, ketidakmampuan untuk
cukup menggunakan atau menguji sistem yang membuat kesuksesan
mengimplementasikan kesulitan keperawatan. Dengan demikian, penggunaan
prinsip-prinsip homeodynamics di dalamnya adalah totalitas terbatas.
Kesimpulan : Martha E. Rogers memandang perawat
sebagai ilmu dan mendukung adanya penelitian keperawatan. Oleh sebab itu
keperawatan mengembangkan pengetahuan dari ilmu – ilmu dasar dan fisiologi,
begitu juga dengan ilmu keperawatan itu sendiri, ilmu keperawatan bertujuan
untuk memberikan inti dari pengetahuan abstrak. Inti pengetahuan ilmiah keperawatan merupakan hasil
penemuan terbaru mengenai keperawatan secara humanistik.
daftar pustakanya mana
BalasHapusContoh kasus martha e. Roger
BalasHapusContoh kasus martha e. Roger
BalasHapus